Blog Me

Hai! Selamat datang di blog ku. Perkenalkan, namaku Regita Cahyani, kalian cukup panggil aku Tata aja. Aku lahir di Aceh, 12 Mei 2002. Aku punya satu blog lagi, lho! :) : Sekian dulu, teman-teman, jangan lupa tinggalkan komentar dan follow blog ku, ya ... ^___^ Tertanda, Tata ' Is Girl The Smile '

Kamis, 12 April 2012

Aceh Berguncang

* Gempa 8,5 dan 8,1 SR Munculkan Panik Tsunami

BANDA ACEH - Hampir seluruh wilayah Aceh, Rabu sore kemarin diguncang gempa berkekuatan 8,5 dan 8,1 SR yang diikuti setidaknya 16 kali gempa susulan berkekuatan di bawah dan di atas 5 SR. Histeris dan panik tsunami melanda masyarakat provinsi ini. Gempa yang berpusat di barat daya Pulau Simeulue tersebut menyebabkan seorang warga Banda Aceh meninggal dan beberapa warga Simeulue dilaporkan luka-luka.

Badan Survei Geologi AS melaporkan gempa pertama berkekuatan 8,6 SR dengan kedalaman 20 km di bawah laut, sekitar 434 km dari ibu kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Gempa itu juga memicu tsunami setinggi 80 cm di dekat pusat gempa.

Informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, gempa 8,5 SR yang mengguncang Aceh kemarin terjadi pukul 15.38.33 WIB pada posisi 346 km barat daya Simeulue. Kemudian pada pukul 17.43.06 WIB terjadi gempa susulan 8,1 SR dengan pusat gempa di 483 km barat daya Simeulue. Gempa pertama diikuti 5 kali gempa susulan sedangkan gempa besar kedua diikuti 11 kali gempa susulan.

Dampak gempa yang berpusat di Simeulue mengakibatkan munculnya tsunami dengan skala kecil di beberapa wilayah. “Sempat terjadi tsunami di beberapa wilayah. Sabang dengan ketinggian 20 cm, di kawasan Meulaboh (Aceh Barat) 80 cm, dan wilayah Nias Utara dengan ketinggian 60 cm,” kata Kepala BMKG Sri Woro B Harijono, dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta, Rabu (11/4).

Tadi malam, BMKG kembali menginfokan terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5,4 SR berlokasi 350 km barat daya Kabupaten Aceh Jaya dengan kedalaman 10 km.

Berdasarkan data yang dihimpun Serambi dari sumber BMKG, ketika gempa pertama terjadi, sempat dikeluarkan peringatan tsunami yang mengancam Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung.

Kemudian BMKG mengeluarkan massage kedua berupa pemutakhiran data yaitu kekuatan gempa dari yang pertama disebutkan 8,9 SR, berubah menjadi 8,5 SR, dan yang terakhir adalah 8,3 SR.

Pada pukul 15.43 WIB, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami dan diperpanjang karena pada pukul 17.38 WIB terjadi gempa susulan.

Banda Aceh-Aceh Besar
Gempa yang mengguncang Aceh kemarin telah menimbulkan kepanikan luar biasa di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Pagar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banda Aceh di kawasan Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar roboh. Namun, 447 tahanan dan napi di Lapas itu dilaporkan tak ada yang kabur.

“Ada yang berusaha keluar karena ketakutan, mereka takut karena suara runtuhnya beton ini terdengar kuat. Tapi Alhamdulillah kondisinya aman, tak ada yang roboh kecuali beton ini. Ya, saat itu memang tahanan dan napi di luar sel semua karena sedang jadwal di luar mulai pukul 15.30-18.00 WIB,” kata seorang petugas, Hamdani.

Hingga pukul 22.00 WIB tadi malam, masyarakat dari pesisir Banda Aceh dan Aceh Besar masih banyak yang belum berani kembali ke rumah, meski BMKG telah mengeluarkan status berakhirnya potensi tsunami. Pusat-pusat konsentrasi massa antara lain kawasan Lambaro, Gue Gajah (TVRI), Blangbintang, Ulee Kareng, Masjid Raya Baiturrahman, dan sejumlah titik aman lainnya yang jauh dari pesisir. Mereka berlarian bersama keluarga sambil membawa barang-barang seadanya.

Tim penyebar arahan dan update informasi gempa, seperti dari organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), SAR, BPBA, BPBD terus berkeliling ke pusat-pusat konsentrasi massa untuk memperdengarkan lalulintas informasi dari berbagai sumber. Bahkan, tim RAPI Kota Banda Aceh secara langsung memperdengarkan informasi dari tim relawannya yang memantau kondisi air laut di sepanjang garis pantai, mulai dari Aceh Jaya, Aceh Besar, Sabang, dan Kota Banda Aceh. Lalulintas komunikasi relawan RAPI juga direlay Radio Serambi FM, 90,2 MHz.

Laut surut di Sabang
Saat gempa kuat mengguncang, warga Pulau Weh (Sabang) yang mendiami kawasan pesisir, seperti dari Balohan dan Pasiran berlarian ke lokasi-lokasi perbukitan.

Usai gempa, sekira pukul 17.15 WIB, warga turun ke Pantai Kasih, Kecamatan Sukajaya menyaksikan tipikal air laut yang surut hingga 50 meter menjauhi pantai. Selang sekira tiga menit, air laut kembali normal.

Barat-selatan
Kepanikan luar biasa juga terjadi di wilayah barat-selatan Aceh akibat gempa Rabu sore kemarin. Ribuan warga Kecamatan Susoh dan sebagian warga Blangpidie, Kabupaten Abdya berlarian dengan berbagai jenis kendaraan ke sejumlah titik aman di Kecamatan Blangpidie. Sampai tadi malam masih ada yang bertahan di titik-titik pengungsian. Pasien RSUD Abdya dilarikan oleh keluarga masing-masing ke luar dari ruang rawat. Beberapa bangunan toko bertingkat di Blangpidie mengalami retak dinding beton.

Di Meulaboh, Aceh Barat, polisi mengungsikan seluruh tahanan dari sel mapolres ke tempat yang lebih aman. “Langkah ini guna menghindari kemungkinan tsunami,” ujar seorang anggota Polres ketika mengevakuasi menggunakan sejumlah mobil ke arah Lapang menjawab Serambi, petang kemarin.

Warga Tapaktuan, Aceh Selatan yang mendiami lekuk pantai hingga Rabu (11/4) malam tadi masih bertahan di lokasi pengungsian di Dusun Lubuk, Desa Gampong Hulu, dan sejumlah kawasan pegunungan lainnya.

Sedangkan di Singkil, pascagempa susulan, Rabu (11/4) petang, ribuan warga yang tinggal di pinggir pantai Kecamatan Singkil dan Singkil Utara, eksodus ke Gunung Meriah. Sementara penduduk Pulau Banyak, lari ke dataran tinggi. Apalagi air laut di Pulau Banyak dilaporkan sempat surut.

Utara-timur
Di Bireuen, hingga 20.00 WIB tadi malam, ratusan warga dari Desa Ujong Blang dan Kuala Raja, Kecamatan Kuala mengungsi ke kantor camat setempat. Sedangkan di Samalanga warga dari Desa Pante Rheng, Sangso, Keude Aceh, dan sekitarnya mengungsi ke kantor Camat Samalanga dan Simpang Matang, Samalanga.

Kepanikan juga melanda masyarakat Aceh Tamiang. Hingga menjelang magrib kemarin, warga Kuala Simpang (ibu kota Aceh Tamiang), masih ada yang bertahan di lokasi-lokasi aman.

Di Kota Langsa, kepanikan semakin menjadi-jadi ketika ada isu air laut mulai naik ke pesisir Gampong Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat.

Mengungsi
Ratusan warga Kecamatan Muara Batu, Krueng Mane, Aceh Utara hingga tadi malam mengungsi ke masjid karena takut gempa susulan. “Ada 200-an warga dari Desa Keude Mane, Tanoh Anoe, Pante Gurah, dan Mane Tunong masih bertahan di lokasi pengungsian,” lapor relawan RAPI Kota Lhokseumawe, JZ01KIG.

Sedangkan di Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, terjadi pengungsian warga dari tiga desa, yaitu warga Lhok Rambideng, Ulee Matang, dan Paya Dua Uram. Sampai pukul 23.00 WIB tadi malam, sekitar 190 warga dari tiga desa itu masih bertahan, di antaranya di Kantor Partai Aceh (PA),

Pengungsian massal juga terjadi di Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie. Warga mengungsi ke kantor camat, pusat pasar Luengputu, serta masjid di Kecamatan Glumpang Baro.

Camat Kembang Tanjong, Syarbaini mengatakan, warga yang mengungsi berasal dari Gampong Ie Leube, Pasi Lhok, Jeumerang, dan Gampong Pusong.

Panik gempa dan isu tsunami juga melanda warga Kota Lhokseumawe. Masyarakat pesisir pantai meninggalkan Kota Lhokseumawe. Akibatnya, jalur ke luar dari pusat kota macet total.

Di Kabupaten Pidie Jaya, warga pesisir berlarian ke lokasi-lokasi yang mereka rasakan aman. Hingga pukul 21.00 WIB tadi malam banyak warga Pidie Jaya, terutama dari Kecamatan Meureudu (wilayah pesisir) masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian yang jauh dari pinggiran pantai. Keresahan semakin betambah karena sejak pukul 20.00 WIB wilayah tersebut diguyur hujan lebat. (jal/sal/gun/ib/c38/yus/md/nun/naz/tz/riz/c39/c48/c42/c46/bah/ag)
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2012/04/12/aceh-berguncang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar